Konferensi Internasional The Association of Southeast Asian Institutions of Higher Learning (ASAIHL) hari kedua (Senin, 5/12/2016) dibuka dengan presentasi keynote speaker oleh Prof. Tan Sri Datu` Dzulkifli Abdul Razak (Former ASAIHL President dan President International Association of Universities). Beliau menerangkan bahwa `knowledge is about living` bukan `about making a living`. Pendidikan seharusnya bergerak membangun karakter manusia yang well being, well ethics dan berpusat pada manusianya. Menurut Prof. Tan Sri Datu` Dzulkifli Abdul Razak, orang tua lebih baik mendidik anak menjadi generasi yang bahagia, bukan kaya. Karena dengan begitu mereka akan memiliki identitas yang jelas, mengerti posisi mereka dalam masyarakat, dan dapat menjadi innovator. Konsep borderless bermain di tataran perspektif/state of mind dan ilmu pengetahuan itu sendiri sudah bersifat borderless. Oleh karenanya prinsip borderless dan open access dalam pendidikan harus dipertimbangan secara matang, jangan sampai mengarah pada penghilangan etika, akses pada kalangan tak mampu, serta terjebak di ranah komersialitas pendidikan. Sesi seminar dilanjutkan dengan paralel session dimana delegasi Universitas Narotama (UNNAR) mempresentasikan papernya di segmen equal education for the disadvantaged dan industry and academia linkages serta concepts on the heart of learning. Seluruh presentasi dilaksanakan dengan sukses. Rektor dan delegasi UNNAR bahkan diwawancarai oleh media cetak Iran, karena UNNAR banyak menyorot tentang UMKM yang menarik bagi media Iran. Konferensi Internasional ASAIHL 2016 ditutup oleh closing remarks dari Presiden ASAIHL Prof. Dr. Aini Ideris, Presiden ASAIHL yang baru Prof. Dr. Hamid Mirzadeh, Sekretaris Jenderal ASAIHL Prof. Ninnat Olavonravuth serta promosi dari Universitas Hasanudin yang merupakan host konferensi ASAIHL tahun 2017. [NAR] Foto: Rektor UNNAR Hj. Rr. Iswachyu Dhaniarti DS, ST, M.HP saat sedang presentasikan paper dalam Konferensi Internasional ASAIHL 2016 di Malaysia.