Bertepatan dengan Rapat Kerja (Raker) Universitas Narotama (UNNAR) Tahun 2016 yang berlangsung di Amarta Hill Hotel & Resost, Batu, 23-24 Agustus 2016. Peserta Raker UNNAR berkesempatan menerima kunjungan kerja (kunker) Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Pusat Dr. Ir. H.M. Budi Djatmiko, M.Si, MEI.
Kunker tersebut diawali sambutan Koordinator KOPERTIS Wilayah VII Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA. Pembicara adalah Direktur Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Ir. Ridwan, M.Sc dan Ketua .Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN – PT) Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, SE, M.Si. Acara yang dipandu langsung oleh Dr. Ir. H.M. Budi Djatmiko, M.Si, MEI ini berlangsung semarak.
Beragam isu dikupas, mulai dari pembukaan prodi baru, keutamaan akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT), serta langkah yang harus ditempuh oleh perguruan tinggi untuk menjadi World Class University (WCU). Ir. Ridwan, M.Sc mengatakan bahwa kendala utama perguruan tinggi dalam mengajukan ijin pembentukan prodi baru adalah kurangnya dosen baik di level doktor maupun professor/gurubesar.
Sementara itu, Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, SE, M.Si mengatakan, AIPT merupakan refleksi kualitas perguruan tinggi yang sangat penting artinya, sehingga harus dipersiapkan dengan matang. Beliau berpesan jangan ragu untuk melaksanakan BimTek dengan DIKTI seperti yang dilakukan UNNAR agar hasilnya maksimal. Beliau dalam kesempatan itu juga menyampaikan salut dan semangat bagi UNNAR yang terpilih dalam akselerasi AIPT B ke A dari DIKTI diantara hanya 30 perguruan tinggi se-Indonesia yang mendapat kesempatan tersebut.
Dr. Ir. H.M. Budi Djatmiko, M.Si, MEI yang juga pembina Yayasan Pawiyatan Gita Patria, menjelaskan bahwa tolok ukur WCU adalah riset, publikasi dan paten. Beliau berpesan UNNAR harus meningkatkan ketiga hal tersebut melalui aktivitas internasionalisasi. Beliau juga berharap Indonesia dapat melampaui Malaysia yang memiliki 60.000 doktor per 100.000 penduduk, sehingga publikasi ilmiahnya dapat terdongkrak hingga 1.000-2.000 publikasi per tahun. Hal ini juga ditunjang oleh penguasaan bahasa Inggris yang baik dalam menulis jurnal ilmiah.
Dosen Indonesia sebenarnya tidak kalah dari bangsa lain dalam penguasaan bahasa Inggris, namun kita perlu meningkatkan sistem kontrol dalam publikasi ilmiah oleh professor pada mahasiswa bimbingannya, sehingga mulai proposal tesis/disertasi dapat dipublikasi di jurnal internasional. [nar]
Foto: (Kiri – Kanan) HR Djoko Soemadijo (Ketua YPGP), Prof. Dr. H Mansyur Ramly, SE, M.Si, Hj. Rr. Iswachyu Dhaniarti DS, ST, M.HP (Rektor UNNAR), Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA, Ir. Ridwan, M.Sc, dan Dr. Ir. H.M. Budi Djatmiko, M.Si, MEI.