Jakarta -- Polri menyebut ada lima tersangka terkait kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Sebagian besar tersangka itu berasal dari luar daerah tersebut.
"Dari hasil pemeriksaan lima tersangka yang sudah ditetapkan di Polres Wamena, pelakunya sebagian besar bukan pelaku dari Wamena, tapi berbaur dengan pelaku luar Wamena," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/9).
Sebelumnya Dedi mengatakan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) merupakan dalang dari kerusuhan yang terjadi pada Senin pekan lalu itu. Ia menjelaskan kelompok KNPB telah melakukan penyusupan dengan memakai seragam SMA, serta memprovokasi pembakaran ruko-ruko.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut kerusuhan di Papua dan Papua Barat direncanakan oleh The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan KNPB untuk menarik perhatian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tengah menggelar sidang umum.
"Kami sudah mempelajari bahwa apa yang terjadi di Jawa maupun Papua tersebut itu semua adalah terkait satu sama lainnya yang dilakukan sedemikian rupa, didesain, direncanakan karena ada agenda internasional," ujar Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (24/9).
Mengenai situasi terkini di Wanena, Dedi menyatakan kondisi di sana sudah mulai kondusif. Para pengungsi pun, kata dia, bisa dikembalikan ke Wamena jika kondisi psikologis membaik.
"Insyaallah nanti para pengungsi yang sudah ditampung, ada di Polres Jayapura, ada di Kodim, kemudian di gereja dan masjid itu akan berangsur-angsur dikembalikan ke Wamena kalau kondisi psikologisnya cukup baik," jelas Dedi.
Dedi mengatakan sudah ada komunikasi langsung dari pihak Kepala Suku di Wamena, termasuk Kepala Suku Lembah Baliem, dengan pihak Polri dan TNI yang dapat menjamin keamanan di sana.
"Tadi saya sudah komunikasi dengan Kapolda Papua. Secara umum sudah kondusif. Ada jaminan dari TNI, Polri dan beberapa kepala suku yang ada di Wamena, termasuk Kepala Suku Lembah Baliem. Mereka boleh dikatakan menyesal dengan peristiwa tersebut," tuturnya.
Saat ini aparat kepolisian setempat masih fokus melakukan proses rehabilitasi terhadap fasilitas-fasilitas yang rusak serta kepada korban-korban yang terdampak.
Pada kesempatan yang sama Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpau mengatakan langkah utamanya dalam menangani dampak kerusuhan di Wamena adalah dengan membantu korban-korban yang terdampak.
"Menampung dulu korban-korban, mulai dari yang sakit kemudian meninggal dunia dibantu. Kemudian yang mengungsi baik di Wamena atau yang di sekitar Jayapura akan kami tangani dulu bersama pemda dan stakeholder yang ada. Kemudian kita akan lakukan upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi," tuturnya.
Sumber : cnnindonesia.com