Korban Penganiayaan MOS SMA Taruna Palembang Bertambah
17 Juli 2019, 09:00:11 Dilihat: 322x
Palembang -- Korban penganiayaan dalam masa orientasi siswa (MOS) di SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang bertambah.
Salah satu orang tua siswa baru SMA Taruna Indonesia, Suwito (44) mendatangi Polresta Palembang untuk melaporkan hal tersebut.
Suwito mengatakan, peristiwa penganiayaan dialami anaknya, Wiko Jerianda (14) diketahui pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 14.00. Ia mengaku ditelepon pihak sekolah bahwa anaknya dibawa ke RS Karya Asih Kenten, Palembang karena sakit.
Saat tiba di rumah sakit, Suwito mendapati Wiko sudah tidak sadarkan diri.
"Datang ke rumah sakit saya langsung diminta menyetujui tindakan medis mendesak untuk operasi. Kata dokter anak saya sakit di bagian perut karena ada ususnya yang terbelit. Jadi sekitar pukul 21.00 itu anak saya dioperasi," ujar Suwito.
Setelah operasi dilaksanakan, Wiko berangsur-angsur sadar. Suwito pun menanyakan apa yang menyebabkan Wiko masuk rumah sakit karena tidak memiliki sakit bawaan.
"Anak saya cerita, waktu MOS dia ditendang dan perutnya ditonjok. Dia juga menanyakan kondisi temannya [DBJ], mati dak kawan aku digebuki kata anak saya. Sekarang anak saya masih dirawat pemulihan setelah operasi," ujar Suwito.
Lalu, Suwito didampingi kuasa hukumnya, Firli Darta memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian. Saat tiba di Polresta, Suwito diterima dan segera diperiksa Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Palembang.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Unit PPA Satreskrim Polresta Palembang Inspektur Dua Hasa menyatakan laporan tersebut masih didalami.
"Ada keluarga dari siswa SMA Taruna Indonesia yang melaporkan penganiayaan. Masih didalami, laporan sudah kita terima secara lisan dan akan ditindaklanjuti," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Polresta Palembang menetapkan Obby Frisman Arkataku (24) sebagai tersangka penganiayaan yang menyebabkan DBJ (14) meninggal dunia. Obby merupakan pegawai sekolah yang bertugas sebagai pembina dan pengawas dalam kegiatan MOS di SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang.
DBJ mengalami kejang-kejang di asrama sekolah usai mengikuti proses orientasi yakni berjalan sejauh 4 kilometer pukul 24.00 Jumat (12/7). Namun pukul 01.00, Sabtu (13/7), setibanya di kawasan Sukabangun, DJB pingsan saat disuruh berjalan ke parit selebar 2 meter.
Akibat kejang-kejang tersebut, pihak sekolah membawa DBJ ke RS Myria Palembang untuk diberikan pertolongan medis namun nyawa DBJ tidak tertolong.
Sumber : cnnindonesia.com