Ego Elite Partai Membuat Konflik Golkar Tak Kunjung Usai
26 Februari 2015, 09:00:00 Dilihat: 454x
JAKARTA – Direktur Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan penyebab konflik di tubuh partai Golkar terus berlarut, karena para elite partai berlambang beringin tersebut selalu mempertahankan egonya.
Baik kubu Ketua Umum versi Munas Bali, Aburizal Bakrie (Ical) maupun Ketua Umum versi Munas Jakarta, Agung Laksono seling merasa benar dan tak mau mengalah.
“Itu (konflik) karena ego para elite partai, itu biasalah di Indonesia. Karena partai identik dengan kepemilikan (individu), di situ lah yang jadi masalah,” ujar Ray
Menurutnya, para elite Golkar seharusnya menyadari konflik yang berkepanjngan ini akan merugikan internal partai bernuansa kuning tersebut. Apalagi, lanjut Ray, tahun ini akan diselenggarkan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak.
“Para elite harus menyadari, jika mereka berlarut-larut (konflik) akan banyak sekali kerugian yang ditanggung oleh partai ini (Golkar), baik di tingkat nasional maupun daerah. Kalau di tingkat daerah tentu berkaitan dengan masalah pilkada makin dekat,” terangnya.
Ray menyarankan, agar kubu Ical maupun Agung Laksono segera melakukan rekonsiliasi. Sebab, rekonsiliasi merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan konflik ini.
“Pertama berbagi kekuasaan antar dua kubu (Aburizal dan Agung). Terus yang kedua munas lagi tanpa mengikutsertakan dua Ketum yang sekarang. Mau tidak mau harus legowo ke dua kubu,” tandasnya.
Seperti diketahui, kisruh di dalam Partai Golkar tengah diselesaikan di dalam sidang Mahkamah Partai pada Rabu 25 Februari 2015. Sebelumnya, gugatan dari kedua kubu ini ditolak oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Source