Ruhut: Rizal Ramli Sempat Merengek-rengek Minta Jadi Menteri
17 Februari 2014, 09:00:59 Dilihat: 526x
MEDAN– Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul, meminta masyarakat tidak gampang terprovokasi dengan pernyataan sejumlah tokoh nasional, yang menyebutan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai penganut paham ekonomi neoliberal. Salah satunya Mantan Menteri Koordinator Perekonomian di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli.
Isu neoliberal yang disampaikan Rizal dianggap sebagai bentuk kemarahannya, karena tidak diterima sebagai menteri di Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden SBY.
“Yang ngomong neolib kita tahu sama tahu lah. Salah satunya Rizal Ramli, dan ada beberapa lainnya. Saya orang dekat pak SBY jadi saya tahu betul. Dia (Rizal Ramli) yang merengek-rengek mau jadi menteri, tapi enggak dijadikan sama pak SBY,” ungkap Ruhut di Medan, Sabtu (15/2/2014) petang.
Ruhut malah menuding, Rizal Ramli lah yang menganut paham ekonomi neoliberal. Karena saat kepemimpinannya lah, sejumlah badan usaha milik negara dijual kepada asing. “Apa enggak salah menyebut Pak SBY sebagai neolib. Coba ingat lagi lah dijaman siapa rencana penjualan BUMN strategis kepada asing itu mencuat,” tukasnya.
Ruhut juga mengatakan, keberadaan program-program pro rakyat yang dimunculkan saat kepemimpinan SBY, harusnya menjadi cermin sekaligus menjadi bukti, bahwa SBY bukanlah penganut paham ekonomi neoliberal.
“Kita punya subsidi, bantuan pendanaan dan pemasaran untuk UKM, pembatasan ekspor untuk produk asing dan masih banyak program-program lainnya yang muncul kepemimpinan SBY,” terangnya. (ydh)