Akreditasi Internasional Penting Untuk Internasionalisasi Perguruan Tinggi
06 Maret 2020, 08:21:40 Dilihat: 405x
Universitas Narotama kembali dipercaya Forum Rektor Indonesia (FRI) menjadi tuan rumah kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Kali dengan tema “Internasionalisasi Perguruan Tinggi Indonesia” yang berlangsung pada Kamis (5/3/2020) di Hotel JW Marriott Surabaya. FRI adalah wadah berkumpulnya para rektor dari PTN dan PTS di Indonesia dalam rangka memberikan sumbangsih pemikiran untuk kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia.
Acara diawali dengan laporan Ketua Penyelenggara FGD, Presiden Universitas Narotama Hj. Rr. Iswachyu Dhaniarti DS, ST, M.HP. Kemudian sambutan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA, dilanjutkan sambutan sekaligus pembukaan FGD oleh Wakil Ketua FRI, Prof. Dr. Sofyan Anis, M.Si. Keynote speaker adalah Rektor Universitas Pertamina, Prof. Akhmaloka, Ph.D
Prof. Dr. Sofyan Anis, M.Si mengatakan, mengenai internasionalisasi perguruan tinggi tidak lagi fokus pada akreditasi internasional, tetapi lebih pada bagaimana menghasilkan produk mahasiswa yang terampil dan siap kerja dengan program magang dan menjalankan 40 SKS di perguruan tinggi luar negeri. Maka peran pemerintah sangat diperlukan terhadap perkembangan PTS. Secara keseluruhan jumlah PTS adalah 90 persen dari total perguruan tinggi di Indonesia, tetapi jumlah dosennya hanya 200 persen dari jumlah dosen PTN.
“Namun, kebijakan yang akan segera diterapkan oleh Menteri akan semakin menjauhkan campur tangan pemerintah terhadap perkembangan PTS. Hal itu akan kami suarakan juga pada Menteri,” katanya.
Rektor ITS, Prof. Dr. Ir. M. Ashari, M. Eng sebagai pembicara, menjelaskan strategi penyiapan akreditasi internasional yang bisa dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Perguruan tinggi harus pintar-pintar memilih badan akreditasi internasional. Cara pemilihan badan akreditasi internasional antara lain adalah kesesuaian substansi bidang ilmu yang akan dinilai, kelembagaan/badan penilai, reputasi dan kematangan badan tersebut, serta biaya yang diperlukannya.
Ia menjelaskan proses akreditasi internasional juga sama seperti akreditasi BAN-PT, yaitu pelaporan (report), study visit, dan examination. “Keuntungan akreditasi internasional di suatu lembaga adalah program studi yang kita akreditasikan berarti memiliki kualitas yang sama dengan program studi di instansi luar negeri yang mendapatkan nilai akreditasi yang sama di badan tersebut,” ujarnya.
Semantara Wakil Rektor UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D sebagai pemateri kedua, menekankan pentingnya Kantor Urusan Internasional (KUI) di perguruan tinggi. “Perguruan tinggi yang memiliki KUI sudah pasti lebih bisa memprioritaskan internasionalisasinya karena ada lembaga sendiri yang menangani urusan internasional. Termasuk kegiatan mobilitas mahasiswa, dosen, maupun staf ke luar negeri,” tuturnya. [UN]
FOTO: Universitas Narotama sukses menjadi penyelenggara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Internasionalisasi Perguruan Tinggi Indonesia” yang berlangsung pada Kamis (5/3/2020) di Hotel JW Marriott Surabaya