9 Mahasiswa Asing UNNAR Mengikuti Wisuda Sarjana Ke-48 dan Magister Ke-36
02 Oktober 2019, 01:13:12 Dilihat: 340x
Terdapat 9 mahasiswa asing Universitas Narotama (UNNAR) mengikuti Wisuda Sarjana ke-48 dan Magister ke-36 yang dilaksanakan pada, Sabtu (28/9/2019) malam di Royal Ballroom, JW Marriott Hotel, Surabaya. Mereka berasal dari tiga Negara yaitu 6 orang dari Timor Leste (Victoria Araujo De Almeida, Dircia Dos Santos Ricardo, Maria Mendonça Nunes, Elisa Sarmento Soares, Emilia Cristiana Baptista Belo, Francisco Xavier Ajano Ribeiro Da Cruz), 2 orang dari Thailand (Aneesa Madeng, Armilah Dimadi), dan 1 orang dari Yaman (Sami Nasser Omar Bakarman).
Dari 9 orang tersebut, ada Dircia Dos Santos Ricardo yang memiliki prestasi internasional selama menjalani kuliah di UNNAR. Mengikuti kegiatan-kegiatan internasional tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Dircia yang berasal dari Timor Leste. Kondisi ekonomi keluarganya yang terbatas tidak menghalangi Dircia untuk aktif dalam kegiatan internasional. Dircia mengikuti Dili Model United Nation pada tahun 2017 dan pertukaran pelajar ke National University of Kaohsiung, Taiwan pada 2018.
“Yang paling sulit adalah memulai untuk mengikuti kegiatan internasional. Saya beruntung sekali karena mendapatkan dorongan dan dukungan selama berkuliah di Universitas Narotama. Dari sini pula saya bisa mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan mahasiswa internasional,” kata gadis asal Dili itu.
Semangat besar Dircia ternyata ia dapatkan dari ayahnya. Meskipun ayahnya sempat ragu untuk melepas Dircia berkuliah di Indonesia karena masalah biaya, namun ayahnya selalu memberikan semangat untuk maju.
“Ayah saya selalu bilang, `Kalau kamu ingin sesuatu, berusahalah sendiri maka nanti orang lain akan membantu. Kalau kita tidak berusaha ya tidak akan ada jalannya. Kemudian jika sudah mendapatkan sesuatu, jangan sombong. Lihatlah ke belakang sesekali untuk mengingat siapa dirimu sebelumnya.` Itu yang membuat saya selalu bersemangat ketika sedang merasa lelah atau putus asa,” tutur mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNNAR itu.
Ia juga sengaja memilih melanjutkan kuliah di Indonesia untuk menghancurkan stigma yang ada di negara asalnya. “Banyak orang di sana bilang kalau mahasiswa yang kuliah di Indonesia itu tidak jelas dan cuma main-main. Lulusan kampus Indonesia juga dianggap rendah. Saya tidak terima itu jadi saya ingin membuktikan bahwa itu salah,” tutur gadis berdarah Timor Leste-Portugis itu.
Terbukti, saat ini Dircia sudah diterima sebagai supervisor di Bank Negara Timor Leste setelah mengalahkan sekitar 2.000 pelamar. Belum lagi, syarat untuk jabatan tersebut sebenarnya adalah harus lulusan S2. Dari 2.000 pelamar, mereka diseleksi menjadi 124 orang dan akhirnya terpilih 2 orang, yaitu Dircia dan satu lagi seseorang lulusan S2.
“Mereka bingung karena saya kan masih S1 dan saat seleksi itu saya belum mendapatkan ijazah, hanya transkrip, tapi bisa diterima. Ternyata karena pengalaman saya mengikuti kegiatan-kegiatan internasional jadi saya diterima,” ungkapnya.
Karena itu pula, Dircia harus merelakan beasiswa S2 dari National University of Kaohsiung, Taiwan yang didapatkannya setelah pertukaran pelajar tahun 2018. “Karena masuk Bank Negara Timor Leste ini sangat sulit, sehingga saya lebih memilih bekerja daripada melanjutkan kuliah di NUK. Harapannya nanti semoga masih ada kesempatan untuk melanjutkan studi S2 di tempat lain,” katanya sambil tersenyum.
Calon wisudawati asing UNNAR lainnya adalah Armilah Dimadi dan Aneesa Madeng dari Thailand. Perjuangan mereka yang penuh tantangan malah menjadi sebuah keseruan bagi Armilah dan Aneesa. Keduanya adalah mahasiswi Teknik Informatika UNNAR yang terkenal kuliahnya tidak mudah.
“Sampai akhir perkuliahan kami juga masih sering kesulitan. Tapi justru itu serunya,” kata Armilah lalu tertawa. Mereka berdua sengaja memilih Teknik Informatika karena penasaran dan keingintahuan mereka yang tinggi. Meski begitu, keduanya tidak ingin bekerja di bidang TI.
“Inginnya jadi tour guide di Thailand. Kalau Armilah maunya kerja di Malaysia. Pokoknya kami ingin keliling negara,” kata Aneesa.
Aneesa adalah gadis pertama di desanya di Thailand yang berkuliah di Indonesia. Maka dari itu ia ingin kembali ke Thailand sebelum melanjutkan perjalanannya ke negara lain. “Saya jadi lebih berani dan lebih berjuang selama kuliah di sini. Juga jadi lebih yakin ketika mengambil suatu keputusan. Itu yang akan saya bawa kembali ke Thailand. Saya ingin berguna untuk negara,” tutupnya. [humas]
Foto: Dircia Dos Santos Ricardo