Konferensi Internasional Teknik Sipil UNNAR Bicarakan Ketahanan Pangan dan Energi
25 Februari 2019, 02:41:18 Dilihat: 246x
Ketahanan pangan dan energi sangat penting untuk saat ini dan masa mendatang, sehingga pembangunan infrastruktur terkait dua hal itu menjadi prioritas yang utama. Hal itu disampaikan Ketua INTAKIDO Jawa Timur, Ir. Adi Prawito, MT, MM dalam Konferensi Internasional Teknik Sipil bertema “Efficiency in Infrastructure Development” yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Narotama (UNNAR), Sabtu (23/02/2019) di Conference Hall UNNAR.
Konferensi Internasional yang juga rangkaian acara Dies Natalis UNNAR Ke-38 tersebut menghadirkan pembicara Assoc. Prof. Haziman Bin Wan Ibrahim (Universiti Tun Hussein Onn Malaysia), Pregiwati Pusporin, Ph.D (Vice Rector UM Gresik), Djoko Raharjo, MP (Rektor Universitas Kadiri), Assoc. Prof. Dadang Supriyatno (UNESA, MASKA Jatim), Ir. Adi Prawito, MT, MM (UNNAR, Ketua INTAKIDO/INKINDO Jatim), Drs. Djoko Adi Walujo, ST, MM, BDA (Rektor Universitas PGRI Adi Buana), dan Endang Noer Hartati, MP (Vice Rector Universitas Wijaya Kusuma Surabaya).
Adi Prawito menegaskan bahwa ketahanan pangan menjadi sangat penting karena berhubungan langsung dengan kebutuhan makhluk hidup dan keberlanjutan kehidupan manusia.
“Infrastruktur itu bukan hanya jalan Tol, tetapi juga ada bendungan (waduk) untuk pengairan, pelabuhan, bandara, jalan bukan tol, dan lain-lain,” kata dosen Teknik Sipil UNNAR ini.
Sementara itu, Haziman menjelaskan sejarah beton hingga menjadi beton yang dipakai pada masa kini. Beton saat ini dibuat menggunakan semen Portland, coarse, batu, pasir, dan air, aerta Supplementari Cement Materials (SCMs). Beton saat ini sudah dimodifikasi sesuai keperluan bangunannya, tergantung pada desain dan kondisi lingkungan tempat bangunan akan didirikan. Misalnya jika akan membangun gedung pencakar langit, maka menggunakan beton dengan kekuatan yang tinggi atau high strength.
Haziman juga menjelaskan tentang tipe-tipe beton, dari mulai beton normal, hingga beton dengan serat, dengan lubang udara, atau beton yang bisa menyerap air. Semua harus disesuaikan dengan tipe bangunan yang akan dibuat. Jangan sampai menggunakan tipe beton yang salah. Ia juga memaparkan tentang teknologi beton terkini, yaitu beton High performance, Self compacting, Geopolymer, Self healing, dan Nano concrete.
“High performance concrete memiliki sifat yang sangat kuat dan daya tahannya sangat bagus. Jenis ini sangat cocok untuk membuat jembatan yang melewati laut,” paparnya.
Sedangkan Self compacting concrete adalah beton yang bisa membentuk sendiri tanpa membutuhkan bantuan tenaga manusia.
Ada pula Geopolymer concrete yang disebut sebagai magic concrete. “Geopolymer concrete ini terbuat dari fly ash tanpa semen namun menghasilkan high performance concrete setelah 24 jam saja,” jelas Haziman.
Selain itu juga ada Self healing concrete yang mengandung bakteri untuk memperbaiki micro cracking dalam beton, serta Nano concrete yang sangat kuat dan memiliki daya tahan besar.
“Selanjutnya apa lagi yang bisa dikembangkan dalam teknologi beton ini? Peneliti sudah mulai melirik pada Piconcrete, yaitu beton ukuran di bawah nano. Masih butuh waktu untuk meneliti tapi bukan tidak mungkin,” ujar dia. [hum,nar]
Foto: Haziman Bin Wan Ibrahim memaparkan materinya dalam Konferensi Internasional Teknik Sipil bertema “Efficiency in Infrastructure Development”, Sabtu (23/02/2019) di Conference Hall UNNAR.