Monash University Implementasikan Semakin Banyak Kerjasama dengan APTISI
13 September 2017, 00:58:15 Dilihat: 249x
Monash University kembali mengimplementasikan kerjasama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swata Indonesia (APTISI) melalui pemaparan tentang “How to Prepare Indonesia Private Universities and HEI for World Class Performance in the New Economy” dengan guest speaker Prof. Dr. Edward Buckingham dari Monash University, Minggu (10/9/2017). Universitas Narotama (UNNAR) sebagai salah satu mitra Monash University turut berpartisipasi dengan hadir mewakili rektor, A Machicky Mayestino ST, MT (dosen UNNAR) dan Ani Wulandari SS, MM (direktur Kantor Internasional).
Acara diawali dengan pengantar dari Ketua Divisi Luar Negeri APTISI yang juga Konsul Kehormatan Hungaria di Indonesia George Iwan Marantika, kemudian sambutan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Monash University Prof. Zlatko Skrbis dan Minister Commercial Senior Trade Commissioner Keduataan Besar Australia di Indonesia Madam Sally Ann Watts. Peserta acara tidak terbatas hanya anggota APTISI, namun juga beberapa klien prominen seperti wakil dari Indonesia Economic Forum, Google Indonesia bagian pendidikan, dan staf khusus presiden RI.
Prof. Edward Buckingham adalah ahli organisational boundaries and business strategy in Indonesia. Jebolan sekolah bisnis ternama di dunia `INSEAD` ini merupakan orang Australia pertama yang belajar di Fakultas MIPA UGM dalam rangka pertukaran pelajar di tahun 1990an, oleh karenanya dia fasih berbahasa Indonesia dan Jawa. Edward menilai sejujurnya SDM Indonesia sangat pandai, bahkan lebih pandai darinya. Sehingga dia heran mengapa SDM Indonesia belum banyak yang bergaung di dunia Internasional dibandingkan dengan populasi penduduknya yang banyak.
Dalam presentasinya, Prof. Edward Buckingham menjelaskan bahwa ekonomi dunia telah jauh berubah. Apa yang dulu diminati, sekarang tidak lagi ditoleh oleh masyarakat dengan adanya Artificial Intelligence, perkembangan IT yang pesat dan lain-lain. Oleh karenanya tantangan yang dihadapi oleh institusi pendidikan di seluruh dunia sekarang bukan hanya ‘connecting people’ karena ‘cost’ untuk ‘connect’ saat ini sudah sangat terjangkau, melainkan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan terbaru yang dibutuhkan di dunia industri.
Menurut Prof. Edward Buckingham, untuk bisa menarik dunia industri terdapat tiga hal yang harus dipenuhi yaitu `rules` yakni peraturan pemerintah yang mendukung terciptanya keterkaitan antara akademia dan industri (tentunya memerlukan dialog triplehelix), `accessibility` yaitu menakar tingkat kemudahan akses dunia pendidikan terhadap dunia usaha, dan `interest` sebagai skala prioritas yang diputuskan oleh HEI berdasarkan SWOT analisis masing-masing yang tercermin dalam bentuk kerjasama dan mitra kerjasama yang dipilih untuk kemudian didukung dengan realokasi sumber daya seperti struktur insentif dan investment lainnya.
Ketiga tindakan tersebut harus mengarah pada sustainable engagement, bukan hanya individual engagement dan organized engagement yang produktifitasnya lebih rendah. Monash University dapat meraih peringkat ke-70 dunia karena faktor engagement ini. Semakin banyak dosen asing maupun pimpinan institusi berasal dari negara lain di dalam sebuah institusi menandakan bahwa institusi tersebut memiliki akses, reputasi internasional dan merefleksikan global outreach dalam pelaksanaan pendidikannya.
Setelah pemaparan, di sesi diskusi seluruh peserta yang hadir setuju bahwa isu besar pendidikan di Indonesia adalah nomenklatur yang kaku dan ketentuan dosen yang tidak fleksibel dan harus serumpun. Berdasarkan hasil pertemuan Ketua APTISI Dr. Budi Djatmiko dengan Presiden Jokowi, angin segar tampaknya akan bertiup pada kalangan HEI, karena beliau mengatakan dengan sangat jelas bahwa HEI di Indonesia harus dideregulasi ke arah yang lebih baik.
Pada acara tersebut juga di-launching implementasi kerjasama antara Monash University dan APTISI selanjutnya yaitu Executive Training for University Leader yang bersertifikat dan rencana akan diadakan bulan Maret 2018. Training ini bertujuan untuk memperkaya khazanah kepemimpinan yang telah ada di masing-masing institusi pendidikan tinggi maupun untuk mempersiapkan calon pemimpin perguruan tinggi untuk menjadi effective leader sekaligus menjembatani dialog isu-isu pendidikan di Indonesia dari kacamata university leader dan memformulasikan alternatif solusinya bersama pihak Monash University. Hasil dialog ini akan dituangkan kedalam action paper bagi pemerintah yang berjudul `How to Deregulate HEI in Indonesia` sebagai masukan dan pertimbangan bagi pemerintah. [A!]
Foto: Prof. Dr. Edward Buckingham (duduk, dua dari kiri) dan anggota APTISI usai pemaparan tentang “How to Prepare Indonesia Private Universities and HEI for World Class Performance in the New Economy”, 10 September 2017.