Realita politik berbangsa yang semakin menjauh dari Pancasila memunculkan keprihatinan dari sejumlah pendiri dan pengelola peruguran tinggi yang merupakan tokoh-tokoh nasionalis. Kondisi tersebut disikapi HR Djoko Soemadijo, Ketua Yayasan Pawiyatan Gita Patria (YPGP) selaku badan penyelenggara Universitas Narotama (UNNAR) dengan mengadakan “Dialog Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Nasionalis dan Penyusunan Program Kerja Bersama” yang berlangsung di Ruang Rapat Gedung D, Kamis 9 Maret 2017.
Dialog tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu Ketua Badan Sosialisasi MPR RI Dr. Drs. Ahmad Basarah SH, MH dan Dirjen Perundang-Undangan Kemenkumham RI Prof. Dr. Widodo Ekatjahjana SH, M.Hum. Hadir dalam acara ini Soepomo SW, SH, M.Si (Pembina YPGP), Prof Dr. Suko Wiyono, SH, MH, Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo, Prof. Dr. Iskandar Wiryokusumo, MSc, serta para tokoh pendiri dan pengelola peruguruan tinggi nasionalis di Jawa Timur.
Forum para tokoh nasionalis tersebut menggagas adanya konsolidasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berbasis nasionalis. Konsolidasi tersebut bertujuan untuk bersama-sama memformulasikan bentuk kegiatan atau gerakan untuk memperkuat rasa cinta tanah air generasi bangsa di tengah gempuran globalisasi. Forum ini berupaya untuk menumbuhkan kembali kebanggaan sebagai warga Negara Indonesia.
Menurut Djoko Soemadijo, saat ini di Indonesia ada 55 perguruan tinggi yang didirikan dan dikelola oleh tokoh-tokoh nasionalis, yang salah satunya UNNAR. Bidang pendidikan nantinya harus benar-benar menjadi fokus tokoh-tokoh nasionalis. Dia berharap bahwa Kemendikbud nantinya juga dapat dijabat oleh tokoh nasionalis. Konsolidasi ini untuk merawat kelestarian bangsa dimana politik Indonesia kini mulai menjauh dari Pancasila. [nar]
Foto: Dialog forum pimpinan perguruan tinggi nasionalis dan penyusunan program kerja bersama berlangsung di Ruang Rapat Gedung D UNNAR, Kamis (9/3/2017).